Dalam suatu perusahaan,tentu saja memiliki fungsi masing-masing bagian. Contohnya dalam suatu perusahaan memliki bagian keuangan, bagian pembelian, bagian penjualan, dsb.
Dengan adanya bagian-bagian tersebut maka mereka memiliki tanggung jawabnya masing-masing dalam memberikan hasil terbaik untuk perusahaannya. Dalam memberikan hasil yang terbaik tentu saja semua bagian tersebut haruslah brgabung menjadi satu untuk menghasilkan suatu hasil yang baik…Contoh dalam bagian keuangan tentu saja bagian tersebut haruslah bekerja sama dengan bagian penjualan dan pembelian, sehingga keuangan akan dapat menyimpulkan apakah perusahaan dalam keadaan rugi atau untung..
Untuk membuat hasil yang baik tersebut haruslah memiliki suatu hubungan yang baik..Akan tetapi terkadang ada suatu pekerjaan “nakal” dimana disalahgunakannya suatu hubungan tersebut, misalnya kembali lagi pada contoh bagian keuangan, bagian keuangan berfungsi untuk memberitahukan dan melaporkan hasil keuangan yang sedang terjadi dalam suatu perusahaan, apakah rugi atau untung, dan bagian itu sangatlah penting dan menjadi inti dari perusahaan..Jika data keuangan tersebut sampai “bocor” pada bagian lain dan ternyata disalahgunakan oleh pihak yang tidak berkepentingan, apakah yang akan terjadi?? Tentu saja perusahaan bisa saja akan mengalami kemunduran dan kemunduran…
Oleh karena itu dibuatlah suatu aplikasi dimana aplikasi tersebut memudahkan dan menghubungkan setiap bagian dengan cepat tapi terjamin kerahaasiaannya, jadi aplikasi tersebut hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang ditunjuk untuk dapat mengaksesnya..Aplikasi tersebut bernama Enterprise Application Integration yaitu
- yang berarti penggunaan perangkat lunak dan prisnip-prinsip komputer untuk mengintegrasikan sekumpulan aplikasi komputer atau
- proses menghubungkan aplikasi(dalam suatu organisasi) dengan tujuan untuk menyederhanakan dan mengautomatisasi proses bisnis.
Berikut adalah artikel mengenai integrasi aplikasi enterprise :
Dunia bisnis senantiasa berubah secara dinamis. Kompetitor bertambah banyak, konsumen semakin kritis dan selalu menuntut lebih terhadap pelayanan, regulasi pemerintah yang sering berubah, lesunya pasar global, daya beli masyarakat menurun, biaya operasional yang terus membengkak dan tuntutan karyawan atas kesejahteraan mungkin adalah sebagian tantangan yang dihadapi para pelaku bisnis saat ini. Untuk menjawab beberapa tantangan tersebut, IT memiliki peran yang tidak bisa dianggap remeh. Perusahaan biasanya akan mengotomasi sebagian proses bisnisnya, meng-online-kan beberapa prosedur kerja, dan mengkomputerisasi beberapa tugas rutin sehari-hari karyawannya.
Karena biasanya perusahaan dalam membuat aplikasi-aplikasi tersebut bersifat tambal sulam dan kurang integral, maka dampaknya adalah semakin lama perusahaan akan semakin banyak memiliki aplikasi-aplikasi yang berbeda-beda, baik dari segi teknologi yang dipakai, standardisasi yang digunakan, cara pemakaian, maupun vendor pembuatnya. Hal ini seiring bertambahnya waktu justru akan menjadi bumerang tersendiri bagi perusahaan, terutama ketika kebutuhan integrasi informasi semakin mendesak, seperti yang terjadi saat ini.
Masalah integrasi antar aplikasi (baca: data dan informasi) saat ini memang telah menjadi isu yang cukup serius, khususnya bagi perusahaan-perusahaanenterprise. Biasanya pendekatan yang dipakai untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan integrasi secara “point-to-point” antara dua aplikasi yang akan disambungkan, yaitu disediakan semacam “interface” agar dua buah aplikasi tersebut dapat berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Metode ini tentunya bukanlah solusi yang ideal, karena biasanya solusi ini tidak menggunakan standardisasi khusus, pengerjaannya cukup kompleks, dan membutuhkan biaya modifikasi yang tidak sedikit. berskala
Service-oriented architecture atau yang biasa disebut SOA merupakan solusi alternatif yang patut dipertimbangkan secara serius oleh para CIO untuk mengatasi problema-problema di atas. SOA menawarkan sebuah infrastruktur yang lebih baik dengan kemampuan integrasi yang sudah terkelola, yang tentunya akan berdampak pada meningkatnya reliability, kemudahan pertukaran informasi antar aplikasi, mengurangi pengaruh jika terjadi perubahan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dapat menekan biaya-biaya untuk keperluan integrasi dan modifikasi aplikasi.
SOA merupakan suatu arsitektur dimana komponen-komponen dari aplikasisoftware yang telah dibuat dapat juga kita sediakan sebagai services di jaringan, sehingga dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk keperluan lain oleh aplikasi yang berbeda-beda. Pada SOA, pembangunan suatu aplikasi baru dapat diibaratkan sebagai proses mix-and-match, yaitu pertama kita akan menentukan aplikasi yang dibutuhkan, kemudian mencari komponen-komponen apa saja yang dapat dimanfaatkan yang telah tersedia di jaringan, dan selanjutnya kita menggabungkannya untuk menjadi suatu aplikasi yang sama sekali baru. Itulah mungkin gambaran singkat dari SOA, dan kenyataan sebenarnya tentunya tidaklah semudah dan sesederhana itu. Dan penjelasan SOA secara detil tidak akan dibahas pada kesempatan ini, mungkin pada artikel-artikel berikutnya.
SOA yang saat ini tengah menjadi solusi yang cukup populer, sebenarnya bukanlah teknologi dan ide baru. Konsep-konsep yang sejenis sebenarnya telah muncul dari pertengahan 1980-an. Distributed Computing Environment (DCE) dan Common Object Request Broker Architecturemiddleware atau Application Programming Interfaces yang standar. Dan selanjutnya datanglah Web services yang kemudian secara perlahan dapat merubah keadaan tersebut. Arsitektur dasar Web services sebenarnya sangatlah mirip dengan konsep SOA, dan pendapat ini juga didukung oleh para analyst dan kalangan pembuat aplikasi perangkat lunak yang percaya bahwa masa depan Web services sendiri justru adalah SOA. (CORBA) adalah salah satu usaha yang pernah muncul, tapi kurang begitu populer karena berbagai sebab, diantaranya adalah tidak tersedianya
SOA saat ini memang menjadi konsep yang begitu populer di kalangan para eksekutif perusahaan. Hal ini bisa dilihat dari berbagai hasil riset yang telah diadakan oleh oleh sejumlah lembaga riset di dunia. IDC, sebuah perusahaan riset terkenal, baru-baru ini telah mengeluarkan hasil risetnya terhadap pandangan para eksekutif di Asia tentang perlunya penerapan SOA di perusahaannya. Hasilnya cukup mencengangkan, sekitar 84% responden menyatakan bahwa penerapan SOA sudah ada pada tahap ‘penting’ dan ’sangat penting’. Hasil ini menguatkan survey serupa terhadap para eksekutif di Amerika Serikat dan Eropa, dimana sekitar 75% dari mereka juga menyatakan hal yang sama tentang SOA.
Yang menarik adalah ternyata “demam” SOA juga telah melanda Indonesia. Beberapa perusahaan besar telah concern terhadap masalah pengembangan dan penerapan SOA ini di lingkungan internal mereka. Yang lebih menarik lagi adalah Pemerintah Indonesia juga tidak mau kalah. Hal ini setidaknya diwujudkan oleh 5 Kementerian, termasuk Depkominfo, yang mendukung proyek open source untuk mengembangkan solusi SOA yang dinamakan PASIR (Program Arsitektur Sistem Informasi dan Interope(R)abilitas). Setidaknya itulah sedikit informasi yang saya tahu dari media, karena saya memang kurang mengikuti perkembangan proyek PASIR ini.
Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita selanjutnya adalah apa sebenarnya yang ditawarkan oleh SOA sehingga menjadikannya sebagai “standar” baru dalam pembangunan solusi enterprise? Ada sejumlah faktor yang menyebabkan perusahaan-perusahaan melirik SOA. Faktor utama adalah jelas, penghematan biaya. Ketika kita dapat menggunakan kembali service-service yang telah dibuat untuk membangun suatu aplikasi baru, maka secara otomatis kita akan mampu menekan penggunaan waktu dan uang secara signifikan.
Jason Bloomberg, Senior Analyst di perusahan riset ZapThink mengatakan, Web services saat ini utamanya digunakan untuk “solving point-to-point integration problems.” Tapi harus diakui juga bahwa Web services tidak akan mampu mengatasi masalah integrasi untuk kasus yang lebih besar, seperti mengkonversi ratusan sistem menjadi sebuah arsitektur enterprise tunggal. Karena alasan ini pulalah mengapa SOA dibutuhkan. Memang masih ada beberapa faktor lagi, tapi dua hal tersebut di atas merupakan faktor kunci yang cukup dominan.
Penutup
Dari salah satu riset diketahui bahwa lebih dari 70% eksekutif perusahaanintegrasi, sementara itu lebih dari 60% mengatakan mereka mengadopsi SOA karena mereka meyakini bahwa SOA dapat meningkatkan fleksibilitas bisnis mereka. Hal tersebut memang sangat sesuai dengan “janji” SOA yaitu: mengatakan mereka membutuhkan SOA untuk memudahkan
- Integrasi aplikasi dengan lebih simpel dan cepat, dan
- Memudahkan penggunaan dan pemanfaatan sumber daya IT untuk men-support proses bisnis.
Jadi untuk menjawab pertanyaan seberapa pentingkah SOA untuk organisasi Anda, Anda perlu bertanya terlebih dahulu kepada diri sendiri apakah perusahaan Anda saat ini sudah membutuhkan “manfaat-manfaat” SOA di atas untuk menyelesaikan masalah yang ada saat ini?
diambil dari http://www.mejakerja.com/?p=14
Berbagai sistem yang dihubungkan dengan EAI sering berada pada kondisi :
- Memiliki berbagai SO (Sistem Operasi), dimana dengan sistem operasi yang berbeda-beda maka akan menghambat dan mempersulit proses integrasi sistem.
- Menggunakan berbagai bahasa komputer.
- Legacy system yang tidak disukung lagi oleh vendor yang membuat.
- Stove pipe system
Oleh karena itu jika beralih ke EAI maka juga akan membuat suatu pergerakkan bisnis yaitu :
- Organisasi berkembang, kesatuan suatu sistem dari semua bagian dalam perusahaan akan membuat semua bagian dapat dengan cepat berkembang dibandingkan dengan suatu organisasi yang sistemnya tidak terintegrasi.
- Meningkatkan efisiensi, efisiensi yaitu sesuatu yang berhubungan dengan biaya, jadi keefisienan akan membantu mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu dikeluarkan dengan adanya EAI.
- Meningkatkan kepuasan pelanggan, tentu saja dengan sudahnya berkembangnya suatu organisasi, efisien, dan mungkin juga dengan pelayanan yang cepat maka pastilah akan mempengaruhi kepuasan pelanggan yang tentu saja akan membuat loyalitas dari pelanggan bagi perusahaan.
Jika sudah mengetahui tentang manfaat dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari EAI, maka prosedur dalam EAI adalah sbb :
Integrasi aplikasi :
• Integrasi melalui antar muka aplikasi atau melalui method.
• Fokus : method level
• Memungkinkan integrasi melalui sharing bussines logic
• Method dishare dengan meletakannya pada sebuah server pusat (application server) atau dengan mengakses method antar aplikasi (distributed object).
API (Application Programming Interface)
• Mekanisme terdefinisi yang dibuat untuk berhubungan dengan sumber daya, seperti server aplikasi, middleware, atau basis data.
• Memungkinkan akses ke proses bisnis dan atau data.
Mengapa menggunakan API ??
1. Agar programmer lain tidak perlu membuatnya lagi.
2. Memungkinkan mekanisme berbagai data.
Contoh : jika SAP memerlukan data dari excel, SAP memberikan fungsi ini.
Aplikasi Paket : SAP, PeopleSoft, Oracle, Baan (sebagian besar memberikan interface, tapi ada yang tidak sama sekali)
Arsitektur aplikasi paket :
1. Centralized
2. Two tier
3. Three tier
Prosedural Middleware :
1. RPC (Remote Procedure Call)
• Memberikan mekanisme memanggil sebuah fungsi yang secara actual berada pada program lain yang berada pada mesin lain. Sifat : sinkron dan point to point
2. Message Broker
• Merupakan server yang menjadi broker anatara dua atau lebih aplikasi (sumber atau tujuan).
• Merupakan program aplikasi yang menggunakan standar interface dan protocol untuk berkomunikasi dengan aplikasi lain.
• Contoh : CORBA, DCOM, Java RMI